NarasiTime.id – Ketua DPRD Kabupaten Bogor Rudy Susmanto mengaku akan memanggil pihak RSUD Leuwiliang atau Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor terkait adanya video viral cekcok dengan keluarga pasien soal penggunaan mobil Ambulans.
Menurut Rudy Susmanto, pemanggilan itu akan dilakukan oleh Komisi yang membidangi, dengan tujuan untuk mengkonfirmasi apa yang sebenarnya terjadi.
“Komisi yang membidangi rencana akan menindaklanjuti (pesoalan di RSUD Leuwiliang). Tapi kita juga tidak harus menyalahkan sepihak RSUD Leuwiliang, kalo memang tidak diberikan kasih alasannya kenapa?,” kata Rudy Sumanto kepada Wartawan, Senin (13/11/23).
Kalau pun itu memang tidak diberikan, kata Rudy Susmanto, apa yang menjadi alasannya, sehingga perlu tindak lanjuti agar masyarakat luas juga dapat mengetahui penjelasan dari pihak RSUD Leuwiliang.
“Nah nanti ditindak lanjuti lagi, tapi kalo memang ambulans itu dijadwalkan dengan yang lain tentunya kita harus bersabar bersama sama,” lanjut Rudy Susmanto.
Wakil Sekretaris Jendral (Wasekjen) DPP Partai Gerindra itu menegaskan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor memberikan fasilitas mobil ambulans di setiap RSUD, digunakan untuk melayani masyarakat.
“Pemkab Bogor menyiapkan fasilitas ambulans untuk beberapa rumah sakit. Kami berharap beberapa kendaraan tersebut dapat digunakan sebaiknya untuk melayani masyarakat,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Pihak keluarga pasien, diwakili Komang, menceritakan kronologi penyebab mengamuk di lobi Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) hingga viral di media sosial (medsos).
Komang mengatakan, bahwa pasien tersebut seorang ibu rumah tangga yang mengalami kecelakaan di wilayah Kecamatan Nanggung.
“Awalnya Kecelakaan lalu dibawa ke RSUD Leuwiliang, saat sampai di sana saya minta tolong untuk diurus dibersihkan, lalu setelah itu dirujuk lagi menuju RSUD Kota Bogor. Sebelumnya korban ini dinaikan di mobil desa karena kakinya mentok pintu tidak bisa ditutup, lalu kami meminta mobil dari pihak rumah sakit RSUD Leuwiliang,” kata Komang kepada Wartawan, Sabtu (11/11/23) malam.
Komang menjelaskan, saat itu pihak rumah sakit (RSUD Leuwiliang) menyebut kendaraan ambulans ada, tetapi untuk pengemudinya yang tidak ada.
“Sementara mobil itu ada, kalau memang kita harus bayar ya bayar, karena ini menyangkut nyawa manusia, kata pihak rumah sakit ada mobil sebentar lagi sampai hanya saja katanya nunggu supirnya, karena kita nunggunya sudah lama di situ akhirnya keluar emosi,” ujar Komang.
Menurut dia, emosi keluarga itu naik karena merasa dibohongi oleh pihak rumah sakit soal ambulans.(*)