Ndhank Surahman Hartono, gitaris Stinky dan pencipta lagu Mungkinkah merasa kecewa dirinya cuma dibayar Rp250 ribu hingga Rp500 ribu oleh Stinky setiap satu kali manggung.
Ndhank sendiri sedang vakum di Stinky karena dirinya sedang sakit.
“Dari Stinky saya sudah bilang selama ini yang terakhir ini Rp250-Rp500 ribu. Ada Stinky kan kemarin ya, tanggal 1 (Januari 2024) dan itu mereka memang masih kirim saya, mereka masih transfer senilai Rp 500 ribu. Sejak saya rehat, belum lama kok. Masih bisa dihitung dengan jari, berapa kalinya,” tutur Ndhank di Depok, Jawa Barat, baru-baru ini.
Ndhank juga kecewa bayarannya itu tak sebanding dengan bayaran Stinky setiap manggung bisa mendapat bayaran Rp5 juta.
Ndhank ingin karyanya dihargai 10 persen dari setiap kontrak event yang diterima Stinky maupun Andre Taulany.
“Sedih sekali, sementara saudara Andre bisa manggung dengan band barunya Andre and The Friends ya kita tahu nilai kontraknya berapa. Begitu juga dengan Stinky juga rate-nya juga Rp50 (juta) ke atas,” kata Ndhank.
Sementara itu, Irwan Batara, bassist band Stinky dan juga pencipta lagu Mungkinkah sudah angkat bicara di Jurangmangu, Tangerang Selatan, baru-baru ini.
Irwan mengakui kalau Ndhank mendapatkan royalti dari band setiap manggung sekitar Rp250 ribu hingga Rp500 ribu.
Tak cuma dari band, Ndhank juga mendapat royalti dari KCI dan WAMI sebagai lembaga kolektif. Sehingga bayaran yang didapat Ndhank tiga kali.
“Setiap Stinky main, Ndhank dapat bagian, dapat jatah. Dari publisher dan lembaga kolektif seperti KCI atau WAMI. Triple,” kata Irwan Batara.
Irwan Batara juga tercatat sebagai pencipta lagu Mungkinkah atau publisher sehingga menurutnya uang Rp250 ribu cukup.
“Satu lagu kami hargai Rp 250 ribu, cukuplah,” kata Irwan. (*)