Beranda News Yayasan 98 Peduli Gelar HUT Ke-1: Peringatan Reformasi untuk Membangun Sinergitas Kesejahteraan...

Yayasan 98 Peduli Gelar HUT Ke-1: Peringatan Reformasi untuk Membangun Sinergitas Kesejahteraan Bangsa

Malam Pergelaran Budaya yang digelar Yayasan 98 Peduli dalam merayakan HUT Ke-1 di Taman Benyamin Sueb, Jakarta Timur, pada Sabtu (25/5/2024).
Malam Pergelaran Budaya yang digelar Yayasan 98 Peduli dalam merayakan HUT Ke-1 di Taman Benyamin Sueb, Jakarta Timur, pada Sabtu (25/5/2024).

NarasiTime.id – Puncak peringatan Perayaan Reformasi 1998 yang dilakukan oleh Yayasan Peduli 98 ditutup dengan Pangelaran Malam Budaya yang bertempat di Tamam Benyamin Sueb, Jatinegara, Jakarta Timur, pada Minggu (25/5/2024).

Rangkaian Acara Peringatan Reformasi 1998 sekaligus juga peerayaan HUT Yayasan 98 Peduli dimulai dengan Aksi Donor Darah, Pasar Murah dan Cek Kesehatan Gratis bagi Masyarakat.

Yayasan 98 Peduli sebagai wadah aktivis’98 yang telah memperjuangkan agenda Reformasi bagi Republik Indonesia tetap merasa terpanggil dan peduli terhadap kondisi Pembangunan Nasional Indonesia.

“Melaui tema Sinergi Membangun Kesejahteraan Dan Merawat Nilai-Nilai Budaya Dalam Mewujudkan Tatatan Kebangsaan yang Harmonis, berharap kedepannya Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat haruslah lebih difokuskan lagi, Tujuan Utama Reformasi dihadirkan oleh aktivis 98 untuk kesejahteraan rakyat bukan sekedar jembatan pertarungan politik atau kekuasaan belaka. Untuk itu kedepannya semua stakeholder kepemimpinan nasional haruslah lebih mampu menyikapi persoalan-persoalan kemiskinan dan kebudayaan,” kata Ketua Umum Yayasan’98 Peduli, Detti Arsanti, dalam pernyataan resminya.

Detti Arsanti menambahkan, saat ini Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Tidak dipungkiri dalam kepemimpinan Bapak Joko Widodo banyak keberhasilan yang telah dicapai.

Namun banyak pula kondisi-kondisi dimana kita masih menemui kesenjangan sosial. Kondisi ini, bisa dikarenakan beberapa faktor, seperti kebijakan pemerintah, pengaruh dari adanya globalisasi, perbedaan dari sumber daya alam yang ada di daerah-daerah baik dari letak dan kondisi geografis, dan juga karena faktor demografis.

Baca Juga :  Jelang Pilkada, KPU Kabupaten Bogor Kumpulkan Insan Pers, Ada Apa Ya?

Hal senada juga disampaikan oleh Sangap Surbakti sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan 98 Peduli. Walaupun pemerintah menyatakan bahwa tingkat kemiskinan menurun dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

“Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2023 mencatat angka kemiskinan nasional masih 9,36 persen. Padahal, target angka kemiskinan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang telah ditetapkan pemerintah sebesar 6,5 – 7,5 persen,” kata dia.

Potret dari masih belum tercapainya target dalam RPJM ini kita masih dapat rasakan dengan masih rendahnya Tingkat Kesehatan di masyarakat, begitu juga dalam konteks pendidikan, masih banyak masyarakat sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga mengakibatkan di beberapa daerah masih banyak kita temui masyarakat dalam kondisi gizi buruk bahkan prosentase penurunan ibu melahirkan dengan kondisi stunting pun masih tergolong cukup tinggi.

Selain itu, masih rendahnya kemampuan masyarakat untuk dapat mengakses program bantuan pelayanan yang dibuat oleh pemerintah seperti akses mendapatkan layanan Kesehatan dan ketenagakerjaan, akses mendapatkan bantuan untuk lansia, dan bentuk kesejahteraan lainnya.

Baca Juga :  Yayasan '98 Peduli Gelar Kegiatan Donor Darah untuk Mengingatkan Para Aktivis '98 Tak Melupakan Perjuangan Kemanusiaan

Mixil Mina Munir sebagai aktivis 98 yang juga merupakan Deklarator Pendirian Yayasan 98 Peduli juga menyampaikan dengan keanekaragaman budaya yang ada, sangat berharap melalui peringatan perayaan Reformasi 1998 dapat mempersatukan masyarakat.

“Oleh karena itu, kami berusaha menggali potensi membangun sinergitas dan kolaborasi, salah satunya melalui kekuatan seni dan kebudayaan. Semoga ini menjadi salah satu modalitas bagaimana kehidupan ini bisa mensejahterakan kehidupan dan membuat kehidupan ini bisa lebih harmonis,” tutur Mixil.

Mixil juga menjelaskan di usia reformasi ke-26 adalah usia menua bagi sebagian besar kalangan aktivis. Hidup dalam usia tak muda lagi adalah sebuah tantangan tersendiri melawan berbagai penyakit.

Bahkan banyak pula yang telah berpulang dengan meninggalkan istri yang tak mempunyai pekerjaan dan anak-anak yang masih memerlukan biaya untuk pendidikan. Begitu juga bagi keluarga korban pelanggaran HAM masa lalu, yang kini masuk dalam kategori lansia.

“Hidup sehat sudah menjadi keharusan namun dengan kondisi keadaan ekonomi yang minim akhirnya membuat mereka tak lagi menikmati hidup yang lebih sehat dan pemerintah harus punya konsen penuh terhadap para pejuang republik ini dan korban tragedi 98,” ucapnya.

Untuk itu Yayasan 98 Peduli sebagai salah satu organisasi kemasyarakatan, kehadiran Yayasan Sembilan Delapan Peduli menjadi sangat penting untuk bergerak cepat, gesit, sehat, toleran, inklusif, dan mampu bekerjasama membangun sinergi.

Baca Juga :  JFI Kecam Aksi Dugaan Pencemaran Sungai Ciliwung, Minta Aparat Segera Bertindak

Kami pun merasakan bahwa apa yang kami cita-citakan dan harapkan agar kehidupan sosial di masyarakat khususnya bagi kawan-kawan aktivis ‘98 dan keluarga korban tidak dapat dilakukan oleh kami sendiri.

Oleh karena itu dukungan dari berbagai pihak adalah modalitas untuk mewujudkan itu semua. Imbuh Detti Arsanti yang merupakan aktivis Pengiat HAM Indonesia ini.

Sebagai Ketua Umum Yayasan 98 Peduli menyampaikan rasa terima kasih kepada Badan Pangan Nasional, PMI DKI Jakarta, BPJS Kesehatan, dokter- dokter pada kegiatan pemeriksaan Kesehatan gratis, Dinas kebudayaan DKI Jakarta dan Taman Benyamin Sueb yang telah memberikan dukungan dan mengupayakan perhelatan ini dapat dilakukan disini serta Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Timur, bersama-sama dengan kami menyemai Kebajikan dalam acara Bakti Sosial yang telah digelar kemari dari pagi hingga siang hari dan malam budaya di hari ini.

Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada pengisi acara di malam ini, anak-anak muda bertalenta yang dengan suka citanya menyambut tawaran dari kami pengurus Yayasan ’98 peduli untuk terus bersama-sama kami melanjutkan agenda reformasi. (*)

<< SebelumnyaCisadane Meluap, Benyamin Pastikan Bantuan Terdistribusi ke Masyarakat
Selanjutnya >>Raline Shah Hadiri Gala Premiere Film Marcello Mio di Cannes Film

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini