NarasiTime.id – Lembaga Study Visi Nusantara (LS-Vinus) telah merilis hasil survei politik terkait elektabilitas seseorang, menjelang pendaftaran bakal pasangan calon di Pemilihan Bupati Bogor 2024.
Pendiri LS-Vinus, Yusfitriadi, mengatakan bahwa survei yang digelar 23-29 Juli 2024 kepada 1.600 responden menyoroti elektabilitas calon bupati dan calon wakil bupati di Pilbup Bogor 2024.
Hasilnya, elektabilitas Rudy Susmanto merangkak naik secara signifikan usai memastikan mendapatkan surat tugas sebagai cabup dalam Pilbup Bogor 2024 dari DPP Partai Gerindra.
Namun, elektabilitas Jaro Ade yang mendapatkan surat tugas bakal cabup Bogor dari Partai Golkar juga cukup melesat meninggalkan tokoh-tokoh lainnya.
Selain itu, elektabilitas Elly Yasin juga masih tinggi. Posisinya berada di peringkat ketiga setelah Jaro Ade dan Rudy Susmanto.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor Agus Salim juga mengalami kenaikan elektabilitas karena sudah mendapatkan surat bakal cabup Bogor dari PKS.
Sementara elektabilitas mantan Bupati Bogor Iwan Setiawan hanya kalah tipis dari Agus Salim.
“Hasil survey politik LS-Vinus, elektabilitas Jaro Ade di peringkat pertama yaitu 41,56 persen, lalu disusul Rudy Susmanto 18,25 persen, Elly Yasin 9,38 persen, Agus Salim 6,3 persen dan Iwan Setiawan 5,50 persen,” kata Yusfitriadi kepada wartawan, Kamis (1/7/2024).
Yusfitriadi menambahkan, jika dilihat dari surat tugas dari masing-masing partai politik, maka bakal ada tiga cabup Bogor yang berkompeten, yakni Jaro Ade, Rudy Susmanto dan Agus Salim.
“Dari tiga nama bakal Cabup Bogor tersebut, pilihan masyarakat condong ke Jaro Ade dengan 56,56 persen, Rudy Susmanto 20,13 persen dan Agus Salim 10,06 persen,” katanya.
Yusfitriadi lalu menjelaskan, nama Rudy Susmanto berada di posisi teratas untuk posisi Cawabup Bogor, kemudian disusul Elly Yasin, Agus Salim, Jaro Ade, dan Ade Wardhana Adinata.
“Masyarakat banyak yang memilih Rudy Susmanto sebagai Cawabup Bogor, Rudy Susmanto dengan 30,94 persen, Elly Yasin 15,94 persen, Agus Salim 9,81 persen, Jaro Ade 6,56 persen dan Ade Wardhana Adinata 3,50 persen. Naik ataupun turunnya nama para calon kepala daerah baik Cabup maupun Cawabup dimungkinkan karena banyak narasi politik yang terbangun di tengah masyarakat,” terang dia. (*)