Beranda Otomotif Tips Beli Mobil Agar Harga Jual Kembali Tetap Tinggi

Tips Beli Mobil Agar Harga Jual Kembali Tetap Tinggi

Ilustrasi (Lifepal)
Ilustrasi (Lifepal)

NarasiTime.idMobil dimanfaatkan banyak orang untuk membantu mobilitas. Karena itu, banyak orang memikirkan resale value alias harga atau nilai jual kembali kendaraan yang dimiliki dibandingkan membelinya dengan prinsip value for money.

Meskipun produk Jepang merajai pasar Indonesia, kini banyak pelaku industri otomotif asal Korea dan Cina yang telah berhasil merebut hati konsumen di Tanah Air.

Mereka hadir dengan produk yang mampu bersaing dengan kendaraan asal Jepang.

Kehadiran para pelaku industri otomotif tersebut membuat persaingan pasar kendaraan jenis sport utility vehicle (SUV) hingga multipurpose vehicle (MPV) kini semakin ketat. Termasuk, di industri mobil listrik.

Para pelaku industri otomotif tersebut menawarkan tampilan yang modern, jaminan layanan purna jual dan harga “miring” sebagai senjata utamanya.

Bahkan, mereka sudah melengkapi sejumlah fasilitas premium yang sebelumnya hanya ada di kendaraan kelas premium.

Sebelum memutuskan membeli mobil dengan prinsip value for money atau untuk bisa dijual kembali, CEO dan Co-Founder Lifepal Benny Fajarai mengungkapkan perbedaannya dan hal
penting yang harus diperhatikan.

Baca Juga :  Kebocoran CO2 di Mobil Berbahaya, Cegah dengan Langkah-Langkah Ini

Membeli Mobil dengan Prinsip Value for Money

Konsumen membeli kendaraan dengan prinsip value for money lebih kepada sugesti atau kebanggaan memakai produk tertentu dengan alasan tertentu.

Sebab, prinsip value for money merupakan upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan tepat dan sesuai sasaran. Dengan begitu, tercipta mutu pelayanan yang baik dengan
pemanfaatan sumber daya yang ekonomis dan efisien.

Adapun prinsip ekonomi, efisien dan efektifitas menjadi indikator dalam menjalankan prinsip value for money. Dalam otomotif, ekonomi bisa diartikan sebagai output dan input dalam satuan
moneter.

Harga mobil disesuaikan dengan fasilitas atau fitur yang ada, pajak hingga komponen lain sebagai penentu nilai jual kendaraan tersebut. Senmentara itu, efisien adalah biaya operasional
rendah dengan nilai manfaat tinggi, termasuk konsumsi BBM yang tidak boros dan suku cadangnya mudah ditemukan.

Sementara itu, efektivitas merupakan pencapaian dari target yang ditetapkan. Karena itu, prinsip tersebut banyak diterapkan pembeli kendaraan untuk kepentingan bisnis.

Baca Juga :  Beli Mobil Pakai Uang THR, Lakukan Ini Jangan Sampai 'Zonk'

Lain halnya untuk kepentingan pribadi. Meski sudah lebih “melek” pada value for money, masih banyak masyarakat Indonesia yang lebih memikirkan harga jual kembali yang tidak turun untuk
memiliki kendaraan.

Membeli Mobil dengan Prinsip Jual Kembali

Sebelum membeli mobil, Anda tentu tahu kalau produk satu ini mengalami depresiasi alias penyusutan harga. Penurunan harga kendaraan terjadi karena pemakaian rutin yang dilakukan
pemiliknya.

Meski begitu, harga mobil buatan Jepang tidak mengalami depresiasi yang tinggi dibandingkan kendaraan buatan Korea atau Cina. Ada beragam faktor yang menjadi penyebabnya, salah
satunya karena kurangnya peminat.

Harga jual mobil buatan Jepang seperti Honda disebut lebih stabil dan banyak dicari konsumen dibandingkan kendaraan buatan non-Jepang. Meski begitu, tidak semua model mengalami
penurunan harga drastis.

Biasanya harga mobil bekas tersebut jatuh karena kurang laris di
pasaran. Hal sama juga berlaku untuk mobil buatan Jepang. Harga kendaraan yang bertahan itu biasanya model yang laris, sementara model yang kurang laris sulit untuk dijual.

Baca Juga :  Jangan Mudik Pakai Mobil Sebelum Cek Beberapa Komponen Ini

Apapun Prinsipnya, Pastikan Mobil Terlindungi Proteksi
Terbaik

Setelah memahami perbedaan value for money atau nilai jual kembali, hal penting lainnya yang harus dipahami setiap pemilik kendaraan adalah memproteksi dengan asuransi mobil.

Seperti diketahui, asuransi mobil memberi manfaat bagi pemiliknya berupa pemberian ganti rugi atas kerugian dan atau kerusakan jika kendaraan mengalami berbagai risiko. Seperti tabrakan, terperosok, menjadi korban bencana alam, perbuatan jahat, hingga mengalami tindak pencurian.

Adapun jenis asuransi mobil bisa Anda pilih sesuai kebutuhan dan kemampuan. Yaitu terdiri dari asuransi All Risk atau comprehensive dan asuransi Total Loss Only (TLO).

Jika Anda ingin memiliki produk perlindungan yang memproteksi hampir seluruh risiko, maka asuransi All Risk jawabannya. Sebab, proteksi ini menanggung risiko kecelakaan, pencurian atau kehilangan, huru hara, bencana alam seperti banjir dan gempa bumi.

Sementara itu, asuransi TLO hanya akan memberi ganti rugi jika mobil mengalami kerusakan di atas 75% atau dengan kata lain mengalami rusak parah/tidak bisa dipakai. (*)

<< SebelumnyaKlikFilm Manjakan Penonton dengan Film-Film Terbaik Mancanegara pada April 2024
Selanjutnya >>Kronologi Bocah SMP di Depok Melawan Begal HP hingga Dibacok

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini