NarasiTime.id – Warga Kota Tangerang Selatan (Tangsel) siap memilih kotak kosong di Pilkada 2024 yang digelar 27 November nanti.
Mereka mengaku khawatir Pilkada 2024 direkayasa dengan satu pasangan calon.
Pendiri Kota Tangerang Selatan dan Ketua Forum Bersama Membangun Kota Tangerang Selatan (FORMATS), Sonny FL Trisatria, mengatakan bahwa sikap yang diambil adalah wujud kegalauan melihat politik jelang Pilkada akibat dugaan penggiringan opini satu calon.
“Bila satu calon, artinya pembunuhan demokratisasi, suara rakyat adalah suara Tuhan tidak akan terpenuhi. Sehingga calon pemimpin Banten dan Tangsel tidak sesuai dengan aspirasi warga termasuk pada pendiri Tangsel,” kata Sonny, dilansir dari RRI pada Selasa (22/7/2024).
Sonny berkaca pada Pilkada Sumatera Utara dan Jawa Timur saat melawan kotak kosong.
Saat itu, Pilkada akhirnya diulang kembali dengan menghadirkan calon berbeda, karena kotak kosong menang.
“Inilah yang bisa dilakukan teman-teman untuk melakukan perlawanan seandainya calonnya cuma satu. Kita berharap, berilah masyarakat Tangsel ini pembelajaran demokrasi yang benar dan berilah masyarakat pilihan, siapapun calonnya,” tutur dia.
Sekretaris FORMATIS, Heri Sumardi, menambahkan bahwa warga Tangsel menginginkan calon-calon pemimpin yang memahami karakteristik masyarakat.
“Tangsel lahir dengan perjuangan, dimana masyarakat yang ribuan berbondong-bondong meminta Tangsel bisa berdiri. Alhamdulillah kemudian muncul UU Nomor 51 Tahun 2008,” tutur Heri.
Menurutnya, masyarakat tidak menginginkan tiba-tiba di tengah perjalanan ketika pembangunan sudah berhasil dibajak pihak lain.
“Orang yang mengatasnamakan partai politik pusat kemudian membajak, melakukan manipulasi dan sebagainya, sehingga Tangsel terlepas dari karakteristiknya,” terang dia.
Dia mengimbau masyarakat untuk bisa menolak dan memberikan masukan ke pemerintah pusat.
“Pesannya, kalau Pilkada ini direkayasa hanya memilih satu pasangan calon bakal tidak ada yang datang ke TPS,” katanya.(*)